Skip to main content

Bertumbuh dalam Iman

Bertumbuh Dalam Iman

Hai, sebelum gw share nih tentang apa yang gw dapatkan kemarin tentang judul ini,
gw pengen nanya banget nih, tentang lu, lu beriman kan? :)

Apa sih bertumbuh dalam iman itu?
kemarin nih, gw ikut sebuah persekutuan di tempat ibadah gw. Di situ, dijelaskan bahwa
Iman kita itu adalah anugerah. Jadi tentu saja pertumbuhannya juga anugerah.
Ketika kita menganggap bahwa kita bisa menumbuhkan atau sebaliknya kita bisa mematikan iman kita ini, sebenarnya itu salah.
Ga ada yang bisa melakukan apa-apa tentang iman.
Iman itu tidak akan berubah karena perbuatan.
Justru iman itu yang mengubahkan.
Dari sini kita tahu bahwa yang memberikan iman kan Tuhan, berarti yang menumbuhkannya, yang membuatnya berbuah dan lainnya, itu hanya Tuhan saja.

Lalu gimana kita bisa tau iman kita ini ada atau ga, bertumbuh atau ga?
Caranya adalah:
apakah di dalam setiap pergumulan dan kejadian hidupmu, kamu masih percaya akan kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus? Jika ya, selamat, itu tandanya imanmu sedang bertumbuh.
Tetapi jika bimbang atau bahkan tidak, hm...
Berdoalah minta ampun dan mohon pada Tuhan untuk memberikanmu iman yang bertumbuh.

Memang semua keputusan akan jatuh pada Tuhan.

Untuk cara memohon ini, ada 3 hal yang dibagikan di Matius 8. Semua tentang perumpamaan tapi menekankan kepada iman.

1. Iman seorang yang sakit kusta
Si orang yang sakit kusta ini datang kepada Tuhan, ia datang sujud dan menyembah Tuhan.
Dia berkata, "Tuan, jika Tuan mau, Tuhan dapat mentahirkan aku"
Dia sadar akan kenajisannya karena penyakitnya yang menular dan mematikan itu.
Dia langsung sujud dan menyembah, karena tahu akan keagungan Tuhan yang patut disembah itu.
Dia juga sadar bahwa Tuhanlah yang berkehendak "Jika Tuan mau"
jadi kalo Tuhan ga mau ya ga bisa apa-apa.
Dan yang indah, Tuhan menjawabnya, bukan dengan hanya kata-kata firman, atau lainnya.
Ia MENJAMAHNYA. Bayangin penyakit menular itu yang dianggap orang najis, tapi dengan belas kasihan Ia menjamah, mungkin bahkan memeluknya.
Sadarkah kita sebetapa najis dan kotornya kita, Tuhan tetap mengasihi kita apa adanya?
Ia bahkan memeluk dan membuka tanganNya untuk kita.
Iman ini yang sadar akan siapa diri kita, datang kepada Tuhan tanpa ketinggian hati.
Ia percaya Allah bisa jika Allah mau.

Oh, untuk tambahan, pernah ga sih lu ngerasain bahwa terkadang manusia tuh seenaknya menilai orang lain atau dirinya sendiri itu layak atau tidak layak datang kepada Tuhan.
Entah dari pakaian, dari dosa, dari hati dll.
kalo untuk diri sendiri tuh biasanya bilang gini "Ah, lagi ga enak hati, gw abis marah-marah, jadi ga ke gereja atau ga doa atau dll dulu ah, takut dosa."
Sebenernya yang bisa menilai hati kita kan sudah pasti hanya Tuhan. Diri kita sendiripun tidak berhak.
Selidikilah aku Tuhan.. :)

2. Perwira di Kapernaum
Perwira ini datang, memohon ke Tuhan untuk hambanya yang lumpuh dan sangat menderita agar disembuhkan.
Lalu saat Yesus berkata, "Aku akan datang menyembuhkannya."
Perwira ini bilang, dia ga layak menerima Tuhan di rumahnya. Jadi dia minta sepatah kata saja dari Tuhan pasti hambanya sembuh.
Dan Tuhan pun bilang Tuhan baru kali itu menemukan iman sebesar itu. Dan Tuhan menyuruhnya pulang dan jadilah kepadanya apa yang ia percaya.
Di sini kita lihat nih, bisa ga kita percaya seperti perwira itu, bahwa hanya dengan firman Tuhan yang nyata itu, kita bisa percaya sepenuhnya. Terutama bahwa kita telah diselamatkan.

3. Ibu Mertua Petrus dan orang-orang lain
Tuhan menyembuhkan banyak orang Dia memegang tangan Ibu Mertua Petrus dan lenyaplah penyakitnya. Lalu Ibu Mertua Petrus itu langsung melayani Tuhan. Maukah kita yang sudah ditebus oleh Tuhan melayani Tuhan dengan sepenuh hati? Bukan hanya sakit penyakit kita disembuhkan, tapi kita diselamatkan dari maut, kebinasaan karena dosa-dosa kita.
Iman bahwa kita telah ditebus dan kita mau melayani Tuhan. Sungguh indah bukan?

Iman kita itu bukan karena reaksi kita yang hebat, maka iman kita bertumbuh.
Karena Kristuslah yang hidup di dalam kita, membuat iman kita murni dan bertumbuh.

Iman dari awal sampai akhir adalah Anugerah.

Comments

Popular posts from this blog

PH

Pasangan Hidup Hal ini banyak jadi pergumulan para pemuda nih. Gw mau share buat para jomblo eh single deh yang baca aja... Dulu, gw tuh pernah beberapa kali pacaran waktu SD, SMP sampai SMA. Pas kuliah gw mulai merasa pacaran ga perlu-perlu amat, gw sibuk, gw juga banyak tanggung jawab apalagi kalo dikaitin sama yang namanya UANG  hadeuuhh... pusing dah. Gw ga mau pacaran karena alasan gini: 1. Gw kerja sambil kuliah, kapan pacarannya, kasian dong pacar gw nanti. 2. Gw terakhir pacaran dengan cowo yang meninggalkan trauma. Dia cuma mau untung doang dari gw. heheh.. Tapi Tuhan masih jaga gw tetap kudus koq. Hanya tetap ada beberapa hal membekas. (dulu...). Pesan gw nih buat kalian yang masih sekolah, pacaran yang wajar-wajar aja, jangan ampe bablas kemana-mana, apalagi perempuan, lu tuh punya mahkota yang harus dijaga sampai lu menemukan pasangan hidup yang tepat, sampai sama-sama mengikat janji di hadapan Tuhan, baru lu boleh kasih mahkota berharga lu ...