Skip to main content
Di suatu tempat kecil, banyak terdapat banyak benda, namun benda-benda tersebut tidak tampak karena tempat itu begitu gelap.

Suatu ketika muncullah sebuah terang menyilaukan, dan terlihat pula benda-benda di tempat itu.

Lilin usang, minyak tercecer, kaca, kayu bakar, lampu tanpa listrik, dan sumbu tanpa minyak.
Barang-barang tersebut sangat bagus dan tampak indah kecuali lilin yang sudah usang, ia tampak tua, lusuh dan kotor.

Ketika terang itu semakin dekat, terlihatlah sosok Api yang menyala-nyala,
lalu kemudia Api tersebut menyembur membakar segala benda yang ada di tempat itu.
Setelah itu Api itu pergi ke langit, dan tidak terlihat lagi.

Tempat kecil itu berubah.
Tadinya gelap, dan tidak terlihat apa-apa.
Sekarang, benda-benda tersebut memiliki cahaya terang.

Lilin usang menjadi tidak usang, karena sumbunya terbakar dan membaharui tubuhnya dengan cairan baru.

Minyak tercecer menyala-nyala karena ada api di atasnya. Tapi kemudian ia habis dan tak bersisa.

Serpihan kaca karena ketika Api yang menyala-nyala itu menyembur, ia memantulkan cahaya, tapi tidak kuat karena panas walaupun sekejap dan ia pecah berkeping-keping.

Kayu bakar yang dibakar api. Tapi kemudian ia hangus dan menjadi abu.

Lampu yang pecar juga berkeping-keping.

Sumbu yang hangus karena tidak memiliki minyak.

Dari benda-benda tersebut, akhirnya yang paling indah, berguna dan sangat diperlukan adalah lilin usang yang sebelumnya tidak ada indah-indahnya.

Lilin itu terus menerangi tempat kecil itu, walaupun kecil, namun terangnya cukup menerangi tempat kecil itu.

Lilin itu tidak lelah, meskipun ia harus berganti menjadi cairan, kembali membeku, begitu seterusnya hingga sumbu yang di dalamnya suatu waktu nanti habis.

Ketika kita diperhadapkan untuk memilih, mau menjadi apakah kita dari benda-benda tersebut?

Menjadi kaca yang dipuji-puji, karena dapat berguna untuk manusia memperindah diri, namun ia hanya memantulkan Terang yang sudah diterimanya, dan setelahnya pecah menjadi berkeping-keping karena semburan Api?

Menjadi kayu bakar yang tersusun indah, mengikuti pergaulan teman-teman yang sama, lalu mendapatkan semburan Api dan menyala, namun tidak tahan lama dan langsung menjadi abu?

Menjadi Lampu yang jika ada listrik dunia yang tidak kekal ia indah, namun ketika diberikan Api yang kekal, ia akan pecah, dan tidak berguna sama sekali?

Menjadi Sumbu yang semestinya bisa menerangi dunia dengan Api, namun malah terbakar hangus karena tidak menyiapkan minyak selama hidupnya?

ataukah menjadi Lilin yang meskipun di dunia dihina, karena bentuk luarnya saja, namun tetap setia menunggu Api Terang itu datang dan membakarnya sehingga ia dapat menjadi terang yang berguna, hingga masa hidupnya habis?

Comments

Popular posts from this blog

PH

Pasangan Hidup Hal ini banyak jadi pergumulan para pemuda nih. Gw mau share buat para jomblo eh single deh yang baca aja... Dulu, gw tuh pernah beberapa kali pacaran waktu SD, SMP sampai SMA. Pas kuliah gw mulai merasa pacaran ga perlu-perlu amat, gw sibuk, gw juga banyak tanggung jawab apalagi kalo dikaitin sama yang namanya UANG  hadeuuhh... pusing dah. Gw ga mau pacaran karena alasan gini: 1. Gw kerja sambil kuliah, kapan pacarannya, kasian dong pacar gw nanti. 2. Gw terakhir pacaran dengan cowo yang meninggalkan trauma. Dia cuma mau untung doang dari gw. heheh.. Tapi Tuhan masih jaga gw tetap kudus koq. Hanya tetap ada beberapa hal membekas. (dulu...). Pesan gw nih buat kalian yang masih sekolah, pacaran yang wajar-wajar aja, jangan ampe bablas kemana-mana, apalagi perempuan, lu tuh punya mahkota yang harus dijaga sampai lu menemukan pasangan hidup yang tepat, sampai sama-sama mengikat janji di hadapan Tuhan, baru lu boleh kasih mahkota berharga lu ...