Manusia
Manusia itu aneh...
karena
sebagian besar yang dipikirkannya adalah segala sesuatu mengenai diri sendiri.
Ketika berbuat baik, ada rasa bangga, ingin dilihat, ingin dianggap oleh orang sekitar.
Ketika ingin bersikap, seperti memiliki banyak koleksi topeng dan tinggal memilihnya.
Ketika diperhadapkan dengan tanggung jawab, ada yang langsung bertanggung jawab seberat apapun yang harus ditanggungnya tapi itu hanya sedikit, kebanyakan dari mereka melarikan diri, mencari alasan untuk menghindarinya, membawa orang lain terjebak untuk bisa bertanggung jawab bersama-sama.
Ketika diperhadapkan dengan pasangan hidup, ada yang ingin ini itu, karakteristik yang ingin mengagungkan diri sendiri, dengan berpikiran, type ku itu tinggi. Aku itu layak untuk mendapatkan pria / wanita yang seperti .... bla bla bla... pasangan pun bisa dijadikan kebanggaan ketika bertemu dengan teman, saudara, dan lainnya.
Ketika mendengar keburukan atau kegagalan orang lain, akan merasa diri lebih baik, sehingga bisa membicarakannya dengan leluasa, bahkan terkadang dibesar-besarkan. Jika diri sendiri pernah mengalami yang sama, kadang pun akan bisa membesar-besarkan masalah orang lain agar masalah sendiri tertutupi.
Padahal semakin terlihat jelas dan lebih parah ketika diketahui orang lain.
Ketika diperhadapkan keberhasilan, kepuasan tidak berujung. Ingin lebih lagi, lebih lagi, kadang bisa sampai menjatuhkan orang sekitar, karena dibutakan oleh motivasi berlebihan. Tidak memikirkan untuk menyukseskan orang sekitarnya karena takut dikalahkan?
Ketika diperhadapkan kepada anak-anak atau murid-murid, tidak ingin terlihat buruk, namun hebat, memiliki pengalaman luar biasa, memiliki sesuatu yang sangat membanggakan sehingga dapat dihormati. Kadang tidak mau mengakui ketika dirinya salah dan murid atau anaknya yang menegur.
Ketika diperhadapkan dengan masalah yang bertubi-tubi. Keluhan tidak berhenti mengalir, pikiran negatif semakin deras, kadang membuat diri tersentak diam di tempat, bahkan mundur. Kadang ada juga yang ingin terlihat orang bahwa ia baik-baik saja, padahal hatinya ingin sekali diperhatikan, ingin ditanya, ingin dipedulikan, menutupi dengan senyuman palsu, akhirnya semakin terpuruk.
Manusia itu sulit untuk jujur pada diri sendiri maupun orang lain. Dalam sikap dan pikiran khususnya.
Manusia itu sulit untuk melihat sekeliling dan membuka diri untuk masuk, membantu, hanya ingin seperlunya saja, jika bisa hidup sendiri-sendiri saja.
Manusia itu sulit untuk mengakui kelemahan dan kekuatannya.
Kelemahan akan dihina orang lain... Kekuatan akan dimanfaatkan... pikirnya.
Jati dirinya begitu lemah
Mengapa?
Karena manusia itu lemah dan terbatas.. sangat terbatas tidak ada yang sempurna.
Manusia memerlukan seseorang/ pribadi yang sempurna, kuat, dan segalanya baginya untuk hidup.
Sehingga semua itu dapat teratasi.
Pribadi yang kukenal ialah satu-satunya Sahabatku. Ia sangat baik, Ia sangat mengerti, Ia sangat mengetahui
apa yang aku pikirkan, apa yang aku ingin tutupi, apa yang ingin aku lakukan, apa yang aku rasakan,
segalanya, Ia sangat mengerti aku.
Ia peduli dengan teman-temanku, Ia peduli dengan keluargaku, Ia peduli dengan pasangan hidupku nanti, Ia peduli dengan hidupku.
Ia mau campur tangan dan memberikan segalanya untukku dan hidupku.
Segalanya telah Ia berikan padaku.... total. Tidak ada yang tersisa.
Kasihnya sangat sempurna sehingga hidupku lengkap bersamaNya.
NamaNya Yesus. Ia juga Bapaku, setelah aku ditinggalkan oleh bapaku yang di bumi, Ia tak pernah sekalipun meninggalkan aku.
Ia juga teman sekaligus sahabat, selalu mendengarkan apa yang aku keluhkan, apa yang aku tangisi.
Yesus itu sangat baik. Terlebih dari apapun.
Meskipun aku tidak mengerti, namun Ia memberikan cara agar aku mengertiNya,
Meskipun aku tidak mengenal, namun Ia mengenalkan diriNya padaku melalui kasihNya.
Hidup ini yang tadinya tidak berarti sama sekali, dosa yang selalu diperbuat dalam hidupku,
yang membawaku kepada ujung yaitu maut dan kebinasaan, hukuman yang luar biasa mengerikan,
Ia membawaku keluar dari keadaan itu, dan memberikanku kesempatan yang berharga
dalam hidup ini untuk mengenalkannya padamu juga semua orang yang lemah sepertiku.
Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari hukuman dosa.
Mereka harus dihukum dengan mengerikan karena dosa menjijikan yang mereka perbuat selama hidup.
Tapi Bapaku mengirimkan anakNya untuk menggantikan aku.
Ia mengalahkan maut itu, sehingga aku tidak harus mengalaminya.
Mengerikan rasanya kalau Bapaku tidak menolongku.
Aku harus memberitahukan ini kepadamu dan semua orang yang masih di dalam lubang yang sama dengan diriku yang dulu!
Agar kau selamat, dan Bapaku tersenyum di sana karena kau selamat!
Ingat namaNya Yesus.
Manusia itu aneh...
karena
sebagian besar yang dipikirkannya adalah segala sesuatu mengenai diri sendiri.
Ketika berbuat baik, ada rasa bangga, ingin dilihat, ingin dianggap oleh orang sekitar.
Ketika ingin bersikap, seperti memiliki banyak koleksi topeng dan tinggal memilihnya.
Ketika diperhadapkan dengan tanggung jawab, ada yang langsung bertanggung jawab seberat apapun yang harus ditanggungnya tapi itu hanya sedikit, kebanyakan dari mereka melarikan diri, mencari alasan untuk menghindarinya, membawa orang lain terjebak untuk bisa bertanggung jawab bersama-sama.
Ketika diperhadapkan dengan pasangan hidup, ada yang ingin ini itu, karakteristik yang ingin mengagungkan diri sendiri, dengan berpikiran, type ku itu tinggi. Aku itu layak untuk mendapatkan pria / wanita yang seperti .... bla bla bla... pasangan pun bisa dijadikan kebanggaan ketika bertemu dengan teman, saudara, dan lainnya.
Ketika mendengar keburukan atau kegagalan orang lain, akan merasa diri lebih baik, sehingga bisa membicarakannya dengan leluasa, bahkan terkadang dibesar-besarkan. Jika diri sendiri pernah mengalami yang sama, kadang pun akan bisa membesar-besarkan masalah orang lain agar masalah sendiri tertutupi.
Padahal semakin terlihat jelas dan lebih parah ketika diketahui orang lain.
Ketika diperhadapkan keberhasilan, kepuasan tidak berujung. Ingin lebih lagi, lebih lagi, kadang bisa sampai menjatuhkan orang sekitar, karena dibutakan oleh motivasi berlebihan. Tidak memikirkan untuk menyukseskan orang sekitarnya karena takut dikalahkan?
Ketika diperhadapkan kepada anak-anak atau murid-murid, tidak ingin terlihat buruk, namun hebat, memiliki pengalaman luar biasa, memiliki sesuatu yang sangat membanggakan sehingga dapat dihormati. Kadang tidak mau mengakui ketika dirinya salah dan murid atau anaknya yang menegur.
Ketika diperhadapkan dengan masalah yang bertubi-tubi. Keluhan tidak berhenti mengalir, pikiran negatif semakin deras, kadang membuat diri tersentak diam di tempat, bahkan mundur. Kadang ada juga yang ingin terlihat orang bahwa ia baik-baik saja, padahal hatinya ingin sekali diperhatikan, ingin ditanya, ingin dipedulikan, menutupi dengan senyuman palsu, akhirnya semakin terpuruk.
Manusia itu sulit untuk jujur pada diri sendiri maupun orang lain. Dalam sikap dan pikiran khususnya.
Manusia itu sulit untuk melihat sekeliling dan membuka diri untuk masuk, membantu, hanya ingin seperlunya saja, jika bisa hidup sendiri-sendiri saja.
Manusia itu sulit untuk mengakui kelemahan dan kekuatannya.
Kelemahan akan dihina orang lain... Kekuatan akan dimanfaatkan... pikirnya.
Jati dirinya begitu lemah
Mengapa?
Karena manusia itu lemah dan terbatas.. sangat terbatas tidak ada yang sempurna.
Manusia memerlukan seseorang/ pribadi yang sempurna, kuat, dan segalanya baginya untuk hidup.
Sehingga semua itu dapat teratasi.
Pribadi yang kukenal ialah satu-satunya Sahabatku. Ia sangat baik, Ia sangat mengerti, Ia sangat mengetahui
apa yang aku pikirkan, apa yang aku ingin tutupi, apa yang ingin aku lakukan, apa yang aku rasakan,
segalanya, Ia sangat mengerti aku.
Ia peduli dengan teman-temanku, Ia peduli dengan keluargaku, Ia peduli dengan pasangan hidupku nanti, Ia peduli dengan hidupku.
Ia mau campur tangan dan memberikan segalanya untukku dan hidupku.
Segalanya telah Ia berikan padaku.... total. Tidak ada yang tersisa.
Kasihnya sangat sempurna sehingga hidupku lengkap bersamaNya.
NamaNya Yesus. Ia juga Bapaku, setelah aku ditinggalkan oleh bapaku yang di bumi, Ia tak pernah sekalipun meninggalkan aku.
Ia juga teman sekaligus sahabat, selalu mendengarkan apa yang aku keluhkan, apa yang aku tangisi.
Yesus itu sangat baik. Terlebih dari apapun.
Meskipun aku tidak mengerti, namun Ia memberikan cara agar aku mengertiNya,
Meskipun aku tidak mengenal, namun Ia mengenalkan diriNya padaku melalui kasihNya.
Hidup ini yang tadinya tidak berarti sama sekali, dosa yang selalu diperbuat dalam hidupku,
yang membawaku kepada ujung yaitu maut dan kebinasaan, hukuman yang luar biasa mengerikan,
Ia membawaku keluar dari keadaan itu, dan memberikanku kesempatan yang berharga
dalam hidup ini untuk mengenalkannya padamu juga semua orang yang lemah sepertiku.
Manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri dari hukuman dosa.
Mereka harus dihukum dengan mengerikan karena dosa menjijikan yang mereka perbuat selama hidup.
Tapi Bapaku mengirimkan anakNya untuk menggantikan aku.
Ia mengalahkan maut itu, sehingga aku tidak harus mengalaminya.
Mengerikan rasanya kalau Bapaku tidak menolongku.
Aku harus memberitahukan ini kepadamu dan semua orang yang masih di dalam lubang yang sama dengan diriku yang dulu!
Agar kau selamat, dan Bapaku tersenyum di sana karena kau selamat!
Ingat namaNya Yesus.

Comments
Post a Comment